Sangatta Selatan (17/02/2025), Di tengah hangatnya Senin pagi yang cerah, halaman SD Negeri 001 Sangatta Selatan yang terletak di jantung Sangatta Selatan menjadi saksi sebuah pemandangan yang menarik. Para guru berbaris rapi mengenakan seragam korpri biru langit, memberikan teladan kedisiplinan dalam upacara bendera mingguan.
Meski menyandang status sebagai sekolah tertua di Sangatta Selatan, SD Negeri 001 justru tampil sebagai pionir dalam berbagai inovasi pendidikan. Sekolah yang telah berdiri sejak era 70-an ini membuktikan bahwa usia tak menghalangi semangat pembaruan.
“Kami memang sekolah tertua, tapi justru itu yang mendorong kami untuk terus berinovasi,” ungkap Syamsudin MS, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 001 Sangatta Selatan. “Penggunaan seragam korpri oleh para guru dalam upacara hari ini adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap tradisi sekaligus adaptasi terhadap protokol kekinian.”
Paradoks yang menarik terlihat dari infrastruktur sekolah. Di satu sisi, bangunan berarsitektur klasik masih tegak berdiri sebagai saksi sejarah. Namun di sisi lain, ruang-ruang kelas telah dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran modern. Perpustakaan yang menyimpan koleksi buku-buku lawas bernilai sejarah kini berdampingan dengan pojok literasi digital yang memudahkan siswa mengakses materi pembelajaran.
Program-program unggulan sekolah juga mencerminkan perpaduan nilai tradisional dan modern. Sementara pelajaran muatan lokal tetap mempertahankan kearifan budaya setempat, kegiatan ekstrakurikuler seperti PMR dan Pramuka membuka wawasan siswa terhadap perkembangan zaman.
Di bidang kesenian dan olah raga sanggar tari tradisional beriringan dengan klub paduan suara.Siswa dapat belajar tarian dayak di pagi hari dan berlatih menyanyi di sore hari.sedangkan lapangan bulu tangkis berada 100 meter dari sekolah. Semua ini adalah bukti nyata bagaimana sekolah tertua ini mampu menghadirkan harmoni antara warisan masa lalu dan tuntutan masa kini.
“Inilah yang kami sebut sebagai paradoks positif,” tambah Pak Syamsudin. “Kami bangga menjadi sekolah tertua, tapi kami tidak terjebak dalam romantisme masa lalu. Sebaliknya, status ini menjadi motivasi untuk terus berkembang dan berinovasi.”
Keberhasilan SD Negeri 001 Sangatta Selatan dalam mengelola paradoks ini terbukti dari berbagai prestasi yang diraih. Dari olimpiade sains hingga festival seni tradisional, para siswa konsisten mengharumkan nama sekolah di berbagai tingkat kompetisi.
Saat matahari semakin meninggi, upacara bendera pun usai. Para guru dalam balutan seragam korpri kembali ke ruang kelas, siap memberikan pembelajaran yang memadukan kearifan tradisional dengan metode kontemporer. Sebuah bukti nyata bahwa paradoks, jika dikelola dengan bijak, dapat menjadi kekuatan untuk terus maju dan berkembang.(AS.)