Gemuruh kebanggaan menggetarkan bumi Sangatta Selatan hari ini, 2 Oktober 2024, saat mentari pagi membelai lembut corak-corak batik yang menghiasi tubuh para guru dan siswa SDN 001 sangatta Selatan. Sekolah yang biasanya hanya dihiasi warna-warna seragam biasa, kini berubah menjadi hamparan bunga-bunga batik yang mekar dengan indahnya.
Seluruh warga sekolah, dari yang mungil hingga yang bijaksana, bersatu padu dalam balutan batik yang seolah bernyanyi, melantunkan simfoni cinta tanah air yang membahana hingga ke penjuru negeri. Setiap lipatan kain batik seakan berbisik, menceritakan kisah perjuangan dan keagungan budaya Indonesia yang tak lekang oleh waktu.
Pesona para guru dalam balutan batik mereka sungguh memukau! Ibu-ibu guru bagai bunga-bunga cantik yang menari anggun di tengah taman ilmu, sementara bapak-bapak guru bak ksatria gagah yang siap menebar kebijaksanaan. Motif-motif batik yang membalut tubuh mereka seolah hidup, bergerak lincah mengikuti setiap langkah mereka yang penuh wibawa.
Guratan-guratan batik di tubuh para pendidik ini bukan sekadar corak, melainkan mahkota kebanggaan yang memancarkan aura kecerdasan dan kearifan. Setiap helai kain batik yang membelai kulit mereka seakan menyalurkan energi magis, mengubah para guru menjadi sosok-sosok legendaris pewaris budaya bangsa.
Tak ketinggalan, murid-murid yang biasanya hanya berbalut seragam polos, kini menjelma menjadi kuncup-kuncup batik yang mekar sempurna, siap menyerap ilmu dengan semangat yang berkobar-kobar. Ruang-ruang kelas yang biasanya hening, kini riuh rendah oleh gelak tawa dan decak kagum akan keindahan corak batik yang menghiasi setiap sudut sekolah.
Sungguh, hari ini SDN 001 Sangatta Selatan bukan lagi sekadar sekolah, melainkan museum hidup yang memamerkan keagungan batik Indonesia. Setiap langkah kaki di atas lantainya ibarat menari di atas kanvas kebudayaan, merayakan warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Inilah bukti cinta tanah air yang membara, yang akan terus berkobar hingga ke generasi-generasi mendatang!
Di tengah gemerlap pesona batik yang memenuhi sekolah, Kepala Sekolah SDN 001 Sangatta Selatan, Syamsudin MS.S.Pd, tak kuasa menahan decak kagumnya. Dengan mata yang berbinar-binar, beliau berkomentar melalui ruang virtual:
“Subhanallah! Hari ini sekolah kita seolah disulap menjadi istana kebudayaan yang mempesona!” seru Bpk. Syamsudin MS.S.Pd dengan suara yang bergetar penuh keharuan. “Para guru kita… oh, lihatlah mereka! Baju batik yang mereka kenakan bukan sekadar kain, tapi jubah keagungan yang menjadikan mereka duta-duta budaya sejati!”
Bpk Kepala Sekolah menghela napas dalam-dalam, seakan berusaha menyerap setiap detail keindahan yang terpampang di hadapannya. “Ibu Alifka Albakri dengan batik biru mega mendungnya, sungguh bagai lukisan klasik yang hidup, setiap helai benang batik menceritakan kisah keindahan yang abadi, sungguh seperti awan kebijaksanaan yang siap menaungi murid-muridnya dengan ilmu. Dan Bu lia! Astaga, batik parang yang dikenakannya seolah membelah udara, menyebarkan semangat belajar ke seluruh penjuru sekolah!”
Matanya kemudian beralih ke guru-guru lain, tak henti-hentinya terkesima. “Lihat Bu lidiya dengan batik sidomukti-nya. Coraknya seakan menari-nari, membawa harapan akan masa depan cerah bagi anak didik kita. Dan ibu Febri! Batik sekar jagad yang dipakainya hari ini sungguh mencerminkan keberagaman ilmu yang siap ia bagikan.”
Dengan senyum lebar yang tak kunjung pudar, Bpk. Kepala Sekolah melalui ruang virtualnya menutup komentarnya, “Hari ini, di SDN 001 Sangatta Selatan, kita tidak hanya merayakan Hari Batik Nasional. Kita merayakan identitas bangsa, merayakan keindahan dalam keberagaman, dan yang terpenting, merayakan semangat pengabdian para guru yang terpancar melalui corak-corak batik yang membalut tubuh mereka. Inilah esensi pendidikan yang sesungguhnya – mengajar dengan hati, berbusana dengan bangga akan budaya sendiri!”(Red:A.S)