Selasa, 19 November 2024, sebuah fenomena edukatif yang menakjubkan terungkap di halaman SD Negeri 001 Sangatta Selatan. Kegiatan rutin pagi hari berdoa bersama tak sekadar menjadi rutinitas biasa, melainkan sebuah orkestra spiritual yang memukau.
Dua figur pendidikan yang luar biasa, Ibu Nurlinda, S.Pd, dengan balutan seragam waskat coklat yang elegan, dan Ibu A.ST. Alifka Albakri, S.Pd, mengenakan gaun batik biru yang memesona, memimpin serangkaian ritual pengembangan karakter yang mendalam.
Dengan penuh khidmat, mereka melantunkan Sholawat Busyro:
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْبُشْرى صَلَاةً تُبَشِّرُنَابِهَا وَاَهْلَنَا وَاَوْلَادَنَا وجَمِيْعَ مَشَايِخِنَا وَمُعَلِّمِنَا وَطَلَبَتَنَا وَطَالِبَاتِنَامِنْ يَوْمِنَاهذَااِلى يَوْمِ الْأَخِرَةِ
Artinya: “Ya Allah, semoga rahmat dan keselamatan senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kami Baginda Nabi Muhammad pemilik kabar gembira yang memberi kabar gembira kepada keluarga kami, anak-anak kami, guru-guru kami, para pengajar kami, dan siswa-siswi kami sejak hari ini hingga sampai hari akhirat.”
Nae maeum-eul jjak hyanghaejyeo(Korean: Tersentuh jiwaku), begitulah suasana yang tercipta. Doa ini seolah-olah mampu menyentuh dimensi spiritual tersembunyi, menghadirkan energi positif yang menembus batas-batas kesadaran manusia.
Pembacaan doa dan surat pendek tidak sekadar ritual, melainkan sebuah konstruksi epistemologis yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam ranah pedagogis. Suasana yang tercipta begitu menawan: semangat yang tenang, damai yang mendalam, sebuah mikrokosmos pendidikan yang mencerminkan harmoni universal.
Momen ini lebih dari sekadar aktivitas pagi – ia adalah sebuah simfoni pendidikan yang meresapi jiwa, mencerahkan pikiran, dan menginspirasi generasi muda untuk senantiasa terhubung dengan dimensi spiritual dan intelektual tertinggi.(Red:A.S)
